head silvikultur


 


Metabolisme Perkecambahan

 

Benih dikatakan berkecambah apabila sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya yaitu plumula dan radikel yang keduanya tumbuh normal  dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan ISTA (Kuswanto, 1996). Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian  kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia (Sutopo, 2002). Proses metabiolisme terdiri dari proses katabiolisme dan anabiolisme dimana pada katabiolisme terjadi proses terjadi perombakan cadangan makanan sehingga menghasilkan energi ATP sedangkan pada anabiolisme  terjadi sintesa senyawa protein untuk pembentukan sel-sel baru pada embrio. Kedua proses ini terjadi secara  berurutan pada tempat yang berbeda (Sadjad, 1994; Kuswanto, 1996)

metabolism seed

Menurut (Sadjad,1994) tahap awal  metabiolisme untuk tumbuh benih dapat diungkapkan sebagai tiga tipe yaitu perombakan bahan cadagan, translokasi dari bagian benih kesatu bagian yang lain  dan sintesa bahan-bahan yang baru.  (Sutopo (2002) menjelaskan tahapan proses perkecambahan sebagai berikut:

  1. Tahap pertama dimulai dengan penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih  dan hidrasi oleh protoplasma.
  2. Tahap kedua dimulai dengan kegitan sel-sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih.
  3. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.
  4. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah terurai di daerah meristematik untuk menghasilkan energi  dari kegiatan pembentukan  komponen dalam pertumbuhan sel-sel  baru.
  5. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh, pertumbuhan kecambah ini tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji.

Proses penyerapan air oleh biji merupakan proses imbibisi yang disebabkan oleh perbedaan potensi air antara benih dengan media sekitarnya (Lakitan, 1996), sehingga kadar air dalam benih mencapai  presentase tertentu yaitu (50 sd 60) persen dan akan meningkat lagi pada saat munculnya  radikel sampai jaringan penyimpan dan kecambah yang sedang tumbuh mempunyai kandungan air (70 sd 90) persen (Ching, 1972 dalam Sutopo, 2002). Akibat terjadinya imbibisi, kulit biji akan menjadi lunak dan retak-retak  (Kuswanto,1996).

Proses perkecambahan dapat terjadi jika kulit benih permeable terhadap air dengan tekanan osmosis tertentu (Kuswanto, 1996). Serapan air dan berbagai proses biokimia yang berlangsung pada benih pada akhirnya akan tercermin pada pertumbuhan dan perkembangan kecambah menjadi tanaman muda (bibit), kecuali jika  benih tersebut dalam keadaan dorman (Lakitan,1996).

 



Copyright © silvikultur.com 2016