head silvikultur


 


Sifat Botanis dan Penyebaran
Pohon Merbau ( Intsia bijuga O.K.)

Nama botani yang digunakan adalah Intsia Bijuga O.K. dan juga memiliki sinonim Intsia ambonensis  D.C., Afselia bijuga A.G. dan Intsia retusa O. K. Jenis yang memiliki nama dagang  merbau ini  termasuk famili Caesalpinaceae. Nama daerah yang biasa digunakan antara lain: kayu besi (Maluku dan Irian Jaya), merbau asam (Kalimantan), ipi (Sunda), ipil, mirabow, merau pantai, marbon (Sumatra), bayam (Sulawesi) sedangkan dinegara lain dikenal dengan nama merbau ipil (serawak, Sabah), ipil, ipil laut (Philipina), kwila (Papua Nugini), krakas (Kamboja) (Anonom,1981; Anonim, 1994).

Pohon merbau tumbuh tegak, lurus, dapat mencapai tinggi 50 meter dengan tinggi bebas cabang mencapai 20 meter dan diameter batang 160 cm bahkan ada yang mencapai 250 cm. Batang berbanir  dengan warna kulit luar kelabu  coklat dan beralur dangkal. daunnya tersusun majemuk  terdiri dari 4 sampai 6 anak daun yang berbentuk bundar atau bulat telur. Daun dan kulit kayunya dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan. pembungaan berbentuk tandan terdiri atas bunga-bunga kecil berwarna putih dan berbau harum. Buahnya berupa polong dan biasaya megandung 3 sampai 6 biji (Anonim, 1994).

Musim berbunga  dan berbuah terjadi pada bulan Juni sampai dengan Oktober. Dalam setiap kilogram terdapat sekitar 354 benih atau  sebanyak 200 benih per liter. Benih dapat disimpan setelah di keringkan  di udara selama  10 hari. Benih yang telah kering dan disimpan dalam tempat tertutup dapat bertahan lama (Martawijaya, 1981) dan menurut Soerianegara (1994), benih setelah di panen, dikeringkan  sampai kadar air 10 persen dan disimpan pada tempat yang kedap udara dapat bertahan selama 1 tahun.

Permudaan alam jarang terdapat karena benih yang jatuh ke tanah sukar berkecambah kecuali jika  jatuh di atas tanah yang baik dan mendapat cahaya penuh. Permudaan buatan belum banyak dilakukan. Selain dengan biji, penanaman merbau dapat dilakukan dengan stump (Martawijaya, 1981).

Pertumbuhan awal dari semai cepat dan mencapai rata-rata tinggi 40 sampai dengan 50 cm setelah 3 bulan, kemudian pertumbuhannya akan menjadi lambat. Untuk pertumbuhan semai yang optimal dibutuhkan cahaya dengan intensitas tinggi dan hal ini kan lebih cepat dari pada di bawah tajuk tertutup (Anonim, 1994).

Kayu merbau (Intsia Bijuga O.K.) termasuk dalam kelas awet I –II dan kelas kuat I- II dengan berat jenis rata-rata 0.80, bertekstur agak keras dengan serat lurus atau berpadu, tergolong sangat keras dengan sifat pengerjaan agak sukar. Warna kayu teras kering udara coklat atau merah coklat tua dengan garis-garis agak terang pada bidang. Dengan sifat kayu sedemikian maka jenis ini dapat digunakan untuk keperluan  kayu bangunan, lantai, kayu perkapalan, arang, pal (Anonim, 1981), juga sesuai untuk konstruksi bangunan air, namun umumnya terlalu keras untuk industri kayu lapis (Anonim, 1991).

Merbau (Intsia Bijuga O.K. ) tersebar dari Tanzania dan Madagaskar, India  bagian selatan dan Myanmar sampai ke Malaysia dan Indonesia, Australia bagian Utara dan Polinesia. Di Indonesia, Intsia spp. dijumpai hampir di semua  pulau Sumatra  (Sumatra Utara, Aceh, Riau, Palembang, Lampung, Jambi), Kalimantan, (Kalimatan Selatan dan Barat), Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur,  Irian Jaya dan Jawa (Anonim, 1991).

Merbau (Intsia bijuga O.K.) dapat dijumpai pada pada hutan tropika basah pada zone vegetasi hutan dataran rendah (Samingan, 1975). Jenis ini tumbuh dalam hutan asli sampai dengan ketinggian  50 meter dari permukaan laut tetapi umumya tumbuh dekat pantai, dalam hutan payau atau tepi sungai dan sangat menyukai tempat yang berpasir atau berbatu (Anonim, 1991).

 




Copyright © silvikultur.com 2016