head silvikultur


 


Sistem Silvikultur Hutan Payau

Hutan payau atau hutan mangrove merupakan tipe hutan yang terdapat disepanjang pantai atau muara sungai, yang dipengaruhi pasang surut air laut, yaitu tergenang air laut pada waktu pasang, dan bebas dari genangan pada waktu surut. Sistem Silvikultur yang dipakai dalam pengusahaan hutan payau ialah sistem pohon induk (Seed Tree Method). Penebangan dilakukan dengan meninggalkan sejumlah pohon induk sebagai usaha peremajaan hutan secara alami, khususnya jenis pohon dalam famili Rhizophoraceae antara lain Rhizophora spp, Bruguiera spp dan Ceriops spp. Sistem ini mengatur cara penebangan dan pemeliharaan hutan payau serta penanaman tambahan dan perlindungan hutan.
           

Rangkaian kegiatan sistem ini, adalah :

  1. Inventarisasi dan penataan hutan
  2. Penetapan letak sarana dan prasarana
  3. Penunjukan pohon induk dan penyusunan rencana kerja
  4. Penebangan dilaksanakan berdasarkan siklus tebang 30 tahun dengan limit diameter 10 cm keatas pada ketinggian 20 cm di atas pangkal akar tunjang, atau banir yang teratas. Sejumlah 40 batang pohon induk yang berdiamater 20 cm di atas pangkal banir, berbatang lurus  dengan tajuk lebat dan sehat harus ditinggalkan pada setiap hektarnya, atau dengan jarak antar pohon ± 17 m.
  5. Setelah penebangan , areal bekas tebangan yang terdapat pohon induk harus ditutup terhadap penebangan.
  6. 15-20 tahun setelah penebangan dilakukan penjarangan satu kali dengan meninggalkan 1100 pohon tiap hektarnya, dengan jarak rata-rata antar pohon 3 meter. Setelah itu areal ditutup terhadap penebangan sampai tahun ke- 30.

            Pada areal hutan payau bekas tebangan yang tidak teratur  dapat dilakukan penebangan tanpa meninggalkan pohon induk, jika hutannya telah mempunyai permudaan tingkat semai dengan jarak satu sama lainnya dua meter atau kurang. Setelah itu areal tertutup terhadap penebangan sampai berumur 30 tahun, kecuali untu penjarangan sekali pada umur 20-30 tahun.

 


Artikel Terkait :

  1. Definisi Mangrove
  2. Peranan, Manfaat dan Fungsi Hutan Mangrove
  3. Zonasi dan Syarat Pertumbuhan Mangrove
  4. Zonasi Hutan Mangrove Menurut Komposisi Jenis
  5. Jenis Perakaran Akar Nafas (Pneumatophore) Pada Hutan Mangrove.
  6. Suksesi Hutan Mangrove
  7. Manfaat Hutan Mangrove Teluk Kotania Kabupaten Seram Barat Maluku
  8. Jenis - Jenis Tumbuhan Mangrove
  9. Penyebaran Hutan Mangrove
  10. Struktur Hutan Mangrove
  11. Komposisi Jenis dan Zonasi Hutan Mangrove
  12. Zonasi Hutan Mangrove Andaman
  13. Sistim Silvikultur Hutan Mangrove
  14. Gambar-Gambar Hutan Mangrove
  15. Hutan Mangrove dan Manfaatnya
  16. Keanekaragaman Fauna pada Habitat Mangrove
  17. Perbanyakan Mangrove dengan Sistem Cangkok dalam Upaya Regenerasi Mangrove
  18. Konservasi Mangrove sebagai Pendukung Sumberhayati Perikanan Pantai
  19. Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat
  20. Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove
  21. Pembuatan Tanaman Rehabilitasi Hutan Mangrove
  22. Vegetasi-vegetasi di Tepi Pantai.
  23. Manfaat Hutan dalam Perdagangan Karbon
  24. Keuntungan dan Kerugian Sistem Tebang Habis
  25. Keuntungan dan Kerugian Sistem Tebang Pilih
  26. Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
  27. Proyek Pembuatan Hutan di Gurun Sahara
  28. Sistem Silvikultur Hutan Payau / Mangrove
  29. Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ)
  30. Sistem Silvikultur Intensif
  31. Sistem Agroforestri




Copyright © silvikultur.com 2016